Selama tiga minggu lamanya hampir separuh hari di lalui di rumah sakit. Banyak dilihat betapa saya harus bersyukur akan nikmat sehat Alhamdulillah yang masih diberikan.
Penyakit tidak pernah kenal usia dan apakah orang tersebut dalam kelapangan atau dalam masa kesempitan. Keluarga dekat dan kerabat sekitar bergantian memberi support untuk kesembuhan si pasien. Semua makanan yang lezat terhidangkan ….tapi sayang tidak ada satupun yang dirasakannya nikmat. Kalau sudah begini apa mau dikata …hanya satu doa yang selalu diminta oleh yang sehat yaitu diberikan kemudahan untuk dapat menjaga jiwa dan raga yg dititipkan oleh sang Khalik.
Tuesday, June 22, 2010
Nikmat Sehat
Permalink
| 0
comments
|
Saturday, June 5, 2010
Sholat
Mencari tempat sholat di negeri orang yg berpenduduk muslimnya jarang itu susah2 gampang. Ada satu ruang namanya QUIET ROOM dan rupanya disana menjadi satu tempat ibadah utk semua agama.
Alhamdulillah saya tdk punya masalah dengan tempat sholat dimanapun saya pergi. Sholat di salah satu ruangan bersih di Gereja misalnya (Dryden, CA) pernah saya dan beberapa teman muslim lakukan. Di Jepang pun demikian, memang bukan mushola seperti yg sering dijumpai di wilayah Indonesia, tapi setidaknya satu ruang bersih dipilih kami utk beribadah sholat bersama rekan muslim lainnya. Repotnya kalau sudah bertemu waktu sholat tapi masih dalam perjalanan ---> yg dilakukan adalah tetap sholat dgn tayamum terlebih dahulu atau ada beberapa yg melakukannya dengan di Jama' Taqdim atau Jama' Takhir.
Tanda gambar diatas diambil di National University Hospital, Singapore. Sebelumnya saya harus bertanya dimanakah mushola disekitar RS tsb, dan rupanyanya yg dimaksud dgn Mushola adalah QUIET ROOM tsb.
Permalink
| 0
comments
|
Tuesday, June 1, 2010
The Power of KETENANGAN
Memang benar kata orang, apabila sedang mendapatkan sesuatu yg harus dikerjakan tapi (agak) diluar kemampuan harus tetap tenang. Jadi begini ceritanya ya. Tiba2 saja saya mendapat amanah untuk pergi ke Singapore krn harus menemani salah satu ibu yg putranya sedang di rawat di NUH. Dapat berita hari Kamis n diminta utk berangkat hari Sabtu. So jadilah saya nervous bgt dong; bagaimana tidak - persiapan description ttg siapa ikeluarga tsb dan segala dokumen belom ada di tangan saya secara jelas n nyata.
Sambil mempersiapkan yg bisa disiapkan, saya tetap berdialog sama sang Rabb, yg punya segala dan pemberi kemudahan pada Umatnya. Dari situ barulah satu persatu terkuak semua pertanyaan yg ada di kepala saya dan semua terjawab dengan jelas dan subhanallah itu diluar dugaan saya. So berangkatlah saya di hari H tsb dengan tujuan Singapore (dgn hati tetap tenang walaupun saya tidak tau dimana itu National University Hospital).
Begitu sampai di Changi, SMS tertuju pada saya yg isinya ditunggu di Lobi Rumah Sakit ….alamakkkkk … Dannnnnnnn yaaa itu tadi …tetep tenang harus bisa mengkontol diri (dan tetap berdialog sama sang Rabb) agar semua panca indira membantu saya bisa lebih fokus dan sampai dengan selamat. Soooooooo sampailah daku Alhamdulillah di Lobi NUH n nggak lupa bayar farenya $ Sing 20 dari Changi. Nyampe dehhhhhhhhhhhhhhhh Alhamdulillah selamat n happy nggak nemuin kendala.
Permalink
| 0
comments
|
Monday, January 11, 2010
LIFE is like a Cup of Coffee
I put this video to teach n tell to myself that too many things around are fake, sometimes are good only in appearance. D main thing is d content of life itself n how I enjoy n appreciate n further more can share to others d happiness / knowledge even only a simple help.
A group of alumni, highly established in their careers, got together to visit their old university professor. Conversation soon turned into complaints about stress in work and life.
Offering his guests coffee, the professor went to the kitchen and returned with a large pot of coffee and an assortment of cups - porcelain, plastic, glass, crystal, some plain looking, some expensive, some exquisite - telling them to help themselves to the coffee.
When all the students had a cup of coffee in hand, the professor said: "If you noticed, all the nice looking expensive cups have been taken up, leaving behind the plain and cheap ones. While it is normal for you to want only the best for yourselves, that is the source of your problems and stress.
Be assured that the cup itself adds no quality to the coffee. In most cases it is just more expensive and in some cases even hides what we drink. What all of you really wanted was coffee, not the cup, but you consciously went for the best cups... And then you began eyeing each other's cups.
Now consider this: Life is the coffee; the jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain Life, and the type of cup we have does not define, nor change the quality of life we live.
Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee. Savor the coffee, not the cups! The happiest people don't have the best of everything. They just make the best of everything. LIVE SIMPLY. LOVE GENEROUSLY. CARE DEEPLY. SPEAK KINDLY.
Permalink
| 1 comments
|
Sunday, January 3, 2010
Ketika KeCeWA
Soalnya “Beliau” ngomongnya manis plus dgn pernak perniknya yg plus minus itu; klo saya kecewa ya wajar aja dong. Coba laen kali tolong yaa hati2 klo ngundang.
Tawaran utk gabung dgn “Organisasi” yg mengklaim professional, punya leadership yg tinggi tapi sepertinya tdk terlihat setelah saya memasuki beberapa pintu setelahnya. Boleh jadi memang pada akhirnya saya bukan merupakan pilihan yg tepat utk mereka, tapi mbok yaa cara2 mereka mengundang itu yg awalnya baik kok akhirnya tdk ditutup dgn santun yaa.
Jadi malu sendiri klo inget deh. Sesama muslim idealnya saling menghargai satu sama laen. Jadi (sekali lagi) saya bener2 jengkel ama kelakuan si “Beliau: itu.
Permalink
| 0
comments
|